Dear Sunshine, Susah sekali untuk mengatakan tidak pada camilan (atau lauk??) yang satu ini. Dibilang makanan favorit, tentu! Dibilang ketagihan, pasti! Saya enggak ingat kapan tepatnya mulai kesengsem sama Martabak Telor, yang jelas dengan namanya disebut aja, air liur sudah enggak bisa kebendung. Kebayang kan rasa cintaku ini?! Eheem.... Orang-orang terdekat sih sudah enggak heran lagi dengan kecintaan saya ini, sampai-sampai mereka berbaik hati menunjukkan atau memanggil saya kalau ada martabak tersedia atau bahkan kalau ada kabar seseorang bermaksud membeli makanan yang konon berasal dari India ini. Saking cintanya, pernah suatu malam diajak para abang saya membeli martabak telor di daerah Kebayoran. Jangka waktu mencari lokasi dan menunggu dibuatnya martabak enggak lama, hingga kami bisa cepat pulang dengan bertumpuk kotak martabak yang ditaruh di jok belakang disamping saya. Keputusan bagus, sekaligus salah! Karena setibanya di rumah ada satu kotak martabak yang seperempat isinya telah berkurang. Tanpa perlu banyak bertanya salah satu abangku berkomentar, "Pantesan di mobil saya denger bunyi-bunyi aneh...enggak taunya kamu lagi ngunyah di jok belakang!" Maunya sih bersalah, tapi apa daya hati senang.... Beberapa temen pernah bertanya, "Menurut loe, martabak telor dimana yang paling enak?" Tanpa pikir panjang saya teriak "SEMUAA!!" Bagaimana tidak, dari martabak telor mini dijual di Pasar Senen yang kalau dikunyah kayak karet sampai yang disediain di hotel-hotel berbintang bisa kulahap. Mereka hanya bisa menggeleng. Mengutip iklan masyarakat.....Just say Yes...to Martabak! *duduk sambil ngunyah martabak telor* |
Comments
mbok ya gue dibeliken.. biar makan di kantor gituuu :P